Nama Afrizal Malna mungkin sudah melayang dalam kancah media cetak nasional. Puluhan kali karya beliau diterbitkan dimedia komersial. Beliau adalah seorang esais, sastrawan, kurator, dan pembuat naskah teater yang berkiprah dalam dunia seni semenjak meninggalkan dunia pekerjaan bermaterinya. Gaya tutur beliau dalam bahasa puitiknya diilhami dari lingkungan kehidupan modern saat ini yang banyak menimpa kaum urban di kota-kota metropolitan. Selain itu, teori chaostik dan random juga sering mewarnai gaya bahasanya dalam menyampaikan narasi. Imajinasinya yang acak-acakan dan terkesan gaduh juga tervisual dalam puisi-puisinya. Banyak lontaran kritik yang ia sampaikan dalam tulisan-tulisan dan rangkai imajinasinya tentang degradasi budaya pada zaman posmodern saat ini. Meskipun saya belum terlalu paham dengan kajian filsafat beliau tentang dunia dan kritik sastra, namun berbekal membaca cerpen-cerpennya yang kaya dan sarat pesan moral setidaknya saya memahami gaya bahasa yang beliau gunakan dalam puisi dan cerpen-cerpennya.
Menuai kearifan budaya lokal, mengilhami kekayaan nilai dalam sastra, dan meresapi nilai ragam budaya dunia.
Tampilkan postingan dengan label Tokoh. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tokoh. Tampilkan semua postingan
Minggu, 20 Mei 2012
Afrizal Malna
Nama Afrizal Malna mungkin sudah melayang dalam kancah media cetak nasional. Puluhan kali karya beliau diterbitkan dimedia komersial. Beliau adalah seorang esais, sastrawan, kurator, dan pembuat naskah teater yang berkiprah dalam dunia seni semenjak meninggalkan dunia pekerjaan bermaterinya. Gaya tutur beliau dalam bahasa puitiknya diilhami dari lingkungan kehidupan modern saat ini yang banyak menimpa kaum urban di kota-kota metropolitan. Selain itu, teori chaostik dan random juga sering mewarnai gaya bahasanya dalam menyampaikan narasi. Imajinasinya yang acak-acakan dan terkesan gaduh juga tervisual dalam puisi-puisinya. Banyak lontaran kritik yang ia sampaikan dalam tulisan-tulisan dan rangkai imajinasinya tentang degradasi budaya pada zaman posmodern saat ini. Meskipun saya belum terlalu paham dengan kajian filsafat beliau tentang dunia dan kritik sastra, namun berbekal membaca cerpen-cerpennya yang kaya dan sarat pesan moral setidaknya saya memahami gaya bahasa yang beliau gunakan dalam puisi dan cerpen-cerpennya.
Jumat, 18 Mei 2012
KH. A. Musthofa Bisri
Dibilang kagum, saya memang mengagumi sosok salah satu budayawan kondang yang humoris ini. Selain bapak D. Zawawi Imron yang kerap hadir di kampus UIN Malang, saya adalah pengagum berat penyair-penyair religius lainnya, dan salah satunya adalah KH. A. Musthofa Bisri ini. Mengapa? Ada sekian alasan yang bisa saya jelaskan meskipun tidak rinci.
Langganan:
Postingan (Atom)