Minggu, 20 Mei 2012

Afrizal Malna



Nama Afrizal Malna mungkin sudah melayang dalam kancah media cetak nasional. Puluhan kali karya beliau diterbitkan dimedia komersial. Beliau adalah seorang esais, sastrawan, kurator, dan pembuat naskah teater yang berkiprah dalam dunia seni semenjak meninggalkan dunia pekerjaan bermaterinya. Gaya tutur beliau dalam bahasa puitiknya diilhami dari lingkungan kehidupan modern saat ini yang banyak menimpa kaum urban di kota-kota metropolitan. Selain itu, teori chaostik dan random juga sering mewarnai gaya bahasanya dalam menyampaikan narasi. Imajinasinya yang acak-acakan dan terkesan gaduh juga tervisual dalam puisi-puisinya. Banyak lontaran kritik yang ia sampaikan dalam tulisan-tulisan dan rangkai imajinasinya tentang degradasi budaya pada zaman posmodern saat ini. Meskipun saya belum terlalu paham dengan kajian filsafat beliau tentang dunia dan kritik sastra, namun berbekal membaca cerpen-cerpennya yang kaya dan sarat pesan moral setidaknya saya memahami gaya bahasa yang beliau gunakan dalam puisi dan cerpen-cerpennya. 



Reputasi Afrizal Malna dalam kancah teater, seni dan sastra juga turut memajukan minat dalam perkembangan sastra di Indonesia ini. Dukungan filosofis yang terkandung dalam puisi dan naskah teaternya juga membantu masyarakat mengenal lebih dalam kondisi budaya di negeri ini.  Tak heran, bila beliau menerima banyak penghargaan karena aspirasi dan kepekaan insting beliau terhadap situasi budaya di Indonesia sangat besar dan memberi pencerahan. Berikut adalah beberapa buku yang saya donlot gambarnya dari gugel terkait dengan karya-karya Afrizal Malna:


Arsitektur Hujan


Novel: Lubang Dari Separuh Langit


Yang Berdiam Dalam Mikrofon


Dalam Rahim Ibuku Tak Ada Anjing


Sesuatu Indonesia
Abad Yang Berlari


Kalung Dari Teman


Antologi Puisi: Pada Bantal Berasap


Dan beberapa karya lainnya yang melegenda. 


Malang, 20 Mei 2012
USA, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar