Sabtu, 19 Mei 2012

Tarian Sang Darwis


Pernah tahu tarian ini? Tarian yang dipopulerkan oleh salah seorang sufi, penyair, dan seorang ulama besar abad 11 silam yang bernama Maulana Jalaluddin Rumi. Beliau berasal dari Persia dan wafat di Konya, Turki. Tarian ini dinamakan dengan tarian darwis atau tarian sufi. Gerakannya yaitu berputar berlawanan dengan arah jarum jam selama berjam-jam sambil menghadap ke langit. Filosofisnya, tarian ini dimaksudkan untuk menyatukan hati dan jiwa dengan sang Khaliq. Karena Maulana Rumi dikenal sebagai seorang sufi yang sudah melabuhkan seluruh jiwa dan hatinya kepada Allah swt tanpa batas ruang dan waktu, akhirnya dari rasa cinta yang dalam tersebut akhirnya timbul gerakan spiritual seperti tarian para darwis di atas.



Karena nikmatnya penyatuan hati sekaligus kepasrahan diri kepada sang Pencipta yang Maha Agung, akhirnya raga pun tanpa sadar melakukan gerakan seiring pusaran hati yang berbahagia. Siapa yang tidak bahagia ketika rasa cinta diterima oleh-Nya? Saya pernah mendengar nasihat dari abi kalau kelak ketika di akhirat nikmat yang paling dahsyat dan paling besar itu bukanlah berada di syurga selamanya, akan tetapi ketika seorang makhluk bertemu dan menatap langsung wajah sang Pencipta. 


Itulah mengapa Maulana Rumi bisa melakukan gerakan memutar seperti pusaran angin selama berjam-jam seperti itu tanpa sadar. Karena beliau merasakan nikmat luar biasa ketika jatuh cinta pada Allah swt dan cintanya diterima oleh-Nya. Namun, pada saat ini tarian darwis ini perkembangannya bukan lagi dari sisi spiritual namun dari sisi seni dan keindahan gerakannya. Meskipun begitu, hanya orang-orang tertentu saja yang mampu melakukan gerakan tarian darwis ini. Di negara Turki misalnya, hanya beberapa seniman tertentu yang mampu melakukan gerakan ini. Meskipun gerakannya sederhana, namun nilai artistiknya kentara sekali. Tidak sembarang orang yang bisa memutar badan selama berjam-jam tanpa berhenti sedikitpun. Bisa-bisa malah oleng atau pusing bahkan yang lebih parah bisa pingsan karena ketidakseimbangannya.


Malang, 19 Mei 2012
17.15 wib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar